BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dewasa
ini, makanan anorganik sudah banyak beredar di pasaran. Mulai dari makanan yang
terkontaminasi zat – zat berbahaya sampai makanan yang dengan sengaja
ditambahkan dengan bahan pengawet berbahaya. Padahal, kita semua tahu apa efek
dari penggunaan bahan kimia secara berlebihan. Memang, efek dari penggunaan zat
ini berlangsung jangka panjang. Akan tetapi, penggunaan zat kimia secara
berlebihan mengancam kelangsungan hidup kita semua.
Pedagang
mau pun
petani menggunakan zat kimia berbahaya hanya untuk memperoleh keuntungan lebih.
Walau sesungguhnya mereka tahu apa bahaya dari penggunaan zat kimia berbahaya,
tapi mereka seakan tidak peduli dengan keadaan dan kesehatan para konsumen.
Oleh
karena itu, melalui pelajaran budidaya di SMA N 1 JETIS kami bermaksud
menciptakan sebuah produk dari tanaman yang terbebas dari campuran bahan –
bahan berbahaya, antara lain :
1. Tanaman
bayam
Tanaman
bayam dapat menambah darah, membuat badan sehat, dan bermanfaat
bagi semua orang, terutama ibu hamil dan menyusui, anak dalam pertumbuhan,
kaum pekerja.
2. Ketela
pohon
Ketela pohon menjadi makanan bahan pangan pokok setelah
beras dan jagung. Manfaat daun ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki
protein cukup tinggi, atau untuk keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan.
3. Daun bawang
atau loncang
Tanaman ini
tidak asing bagi para ibu karena loncang sangat akrab dengan dunia memasak.
Loncang memiliki fungsi sebagai bahan tambahan yang berfungsi menyedapkan
makanan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
cara mengembangkan tanaman tanpa menggunakan bahan kimia ?
2. Bagaimana
cara merawat tanaman agar tidak terserang
hama ?
C.
Tujuan
1. Mendeskripsikan
cara – cara mengembangkan tanaman tanpa menggunakan bahan kimia.
2. Memaparkan
cara – cara merawat tanaman agar tidak terserang hama.
BAB II
TEORI DAN PEMBAHASAN
A.
Teori
Daun bawang
Klasifikasi
ilmiah daun bawang adalah dari kerajaan plantae, divisi magnoliophyta, kelas
liliopsida, ordo asparagales, family alliaceae, genus allium.
Daun bawang
merupakan jenis sayuran dari kelompok bawang yang banyak digunakan dalam
masakan. Dalam seni masak Indonesia, daun bawang bisa ditemukan misalnya dalam
martabak telur,
sebagai bagian dari sop, atau sebagai bumbu tabur seperti pada soto.
Daun bawang sebenarnya istilah umum
yang dapat terdiri dari spesies yang berbeda. Jenis yang paling umum dijumpai
adalah bawang daun
(Allium fistulosum). Jenis lainnya adalah A. ascalonicum, yang
masih sejenis dengan bawang merah.
Kadang-kadang bawang prei
juga disebut sebagai daun bawang.
Bayam
Klasifikasi Ilmiah bayam adalah dari
kerajaan Plantae, Divisi magnoliophyta, kelas magnoliopsida, ordo
caryophyllales, family amaranthoideae, genus amaranthus, dan spesies A. hybridus, A. tricolor, A.
blitum, A. spinosus
Bayam (Amaranthus spp.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk
dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau.
Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang
tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting.
Bayam petik berdaun lebar dan tumbuh tegak besar (hingga dua meter) dan
daun mudanya dimakan terutama sebagai lalapan
(misalnya pada pecel, gado-gado), urap, serta
digoreng
setelah dibalur tepung.
Kandungan besi pada bayam relatif lebih tinggi daripada sayuran daun lain
(besi merupakan penyusun sitokrom, protein yang terlibat dalam fotosintesis) sehingga berguna bagi penderita anemia.
Akar tunggang bayam juga dimanfaatkan sebagai obat.
Ketela Pohon
Nama latin manihot
utilissima. Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik
rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis
singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan.
Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin.
Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya
asam
sianida
yang bersifat racun bagi manusia.
Umbi
singkong merupakan sumber
energi yang kaya karbohidrat namun
sangat miskin protein. Sumber protein
yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionin.
Kandungan
gizi singkong per 100 gram meliputi:
- Kalori 121 kal
- Air 62,50 gram
- Fosfor 40,00 gram
- Karbohidrat 34,00 gram
- Kalsium 33,00 miligram
- Vitamin C 30,00 miligram
- Protein 1,20 gram
- Besi 0,70 miligram
- Lemak 0,30 gram
- Vitamin B1 0,01 miligram
B. Pembahasan
1. Bagaimana cara
mengembangkan tanaman tanpa menggunakan bahan kimia ?
Pengembangan pertanian organik harus mengacu kepada
prinsip – prinsip organik (prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan
dan prinsip perlindungan) agar mendapatkan hasil pangan yang bermutu serta aman
dikonsumsi.
Berdasarkan pertimbangan pelaksanaan pembangunan
pertanian di Indonesia pada saat ini, ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan pertanian alternatif:
1.
Keragaman daur-ulang limbah organik dan pemanfaatannya
untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
2.
Memadukan sumber daya organik dan anorganik pada sistem
pertanian di lahan basah dan lahan kering.
3.
Mengemangkan sistem pertanian berwawasan konservasi di
lahan basah dan lahan kering.
4.
Memanfaatkan bermacam – macam jenis limbah sebagai sumber
nutrisi tanaman.
5.
Reklamasi dan rehabilitasi lahan dengan menerapkan konsep
pertanian organik.
6.
Perubahan dari tanaman semusim menjadi tanaman keras di
lahan kering harus dipadukan dengan pengembangan ternak, pengolahan minimum dan
pengolahan residu pertanaman.
7.
Mempromosikan pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh
pertanian untuk memperbaiki citra dan tujuan pertanian organik.
8.
Memanfaatkan kotoran ternak yang berasal dari unggas,
babi, ayam, itik, kambing, dan kelinci sebagai sumber pakan ikan.
Sesuai dengan prinsip – prinsip pertanian organik, ada
sebuah metode pengembangan pertanian yang dikenal sebagai metode bertani ‘tanpa
bekerja’ dikembangkan di Jepang oleh seorang petani Jepang yang berlatar
belakang ahli mikrobiologi (mantan seorang ilmuwan laboraturium). Ada empat azas
bertani alami yang dipraktikan, yaitu :
1.
Tanpa pengolahan, yaitu tanpa membajak atau membalik
tanah.
Tanah sebenarnya mampu mengolah
dirinya melalui penetrasi akar – akar tumbuhan, aktivitas mikroorganisme,
binatang – binatang kecil dan cacing – cacing tanah.
2.
Tanpa pupuk kimia atau kompos yang dipersiapkan.
Kebutuhan pupuk untuk tanaman bisa
dipenuhi dengan tanaman penutup tanah semisal leguminose, kacang – kacangan dan
mengembalikan jerami ladang dengan ditambah sedikit kotoran unggas. Jika tanah
dibiarkan pada keadaannya sendiri, tanah akan mampu menjaga kesuburannya secara
alami sesuai dengan daur teratur dari tumbuhan dan binatang.
Jika tanah dibiarkan
secara alami, maka kesuburannya alaminya akan naik. Sisa – sisa bahan organik
dari tumbuhan dan binatang membusuk, oleh air hujan zat – zat hara masuk ke
dalam tanah, diserap tanaman dan menjadi makanan mikroorganisme.
3.
Tanpa menghilangkan gulma dengan pengerjaan tanah atau
herbisida.
Pada dasarnya gulma
mempunyai peranan dalam menyeimbangkan komunitas biologi dalam membangun
kesuburan tanah. Gulma – gulma itu cukup dikendalikan ukan dihilangkan. Mulsa
jerami, tanaman penutup tanah, penggenangan air sementara merupakan cara
pengendalian gulma yang efektif.
4.
Tidak tergantung dari bahan – bahan kimia.
Ketika praktik – praktik
bertani yang tidak alami dengan pemupukan, pengolahan tanah, pemberantasan
gulma maka ketidakseimbangan penyakit dan hama menjadi masalah serius. Hama dan
penyakit memang tidak dipungkiri dapat memberi kerugian tetapi masih dalam
batas – batas yang tidak memerlukan penggunaan zat – zat kimia (pestisida).
Pendekatan yang arif adalah dengan menanam tanaman yang lebih tahan terhadap
hama dan penyakit pada sebuah lingkungan yang sehat. Penggunaan bahan kimia
hanya efektif untuk sementara waktu, pada saatnya akan menyebabkan terjadinya
ledakan hama yang lain karena keseimabangan bioligis terganggu karena
penggunaan bahan kimia tersebut.
2. Bagaimana cara
merawat tanaman agar tidak terserang
hama ?
1. Pada saat persiapan bahan tanam pilih
tanaman yang tidak cacat dan terserang hama dan penyakit
2.
Kelembaban yang tinggi seringkali dapat meningkatkan serangan hama dan
penyakit. Pada umumnya tanaman rentan terhadap hama dan penyakit pada
kelembaban yang tinggi terutaman pada musim hujan. Jika ingin menanam tanaman
cabe pada musim hujan pilihlah tanaman yang relative tahan terhadap musim
hujan.
3. Pada
tanah-tanah yang becek (menggenang) seringkali juga menyebabkan gugur daun dan
tanaman mudah terserang penyakit layu
4. Untuk
pemupukan pada musim hujan pemberian N jangan terlalu banyak akan menyebabkan
batang tanaman banyak mengandung air (sukulen), tanaman yang sukulen akan mudah
terserang hama atau penyakit
5. Daun-daun
tua biasanya sudah tidak produktif lagi maka sebaiknya dirempel. Apa lagi
daun-daun tua yang mengalami serangan hama dan penyakit. Hal ini dimaksukan
agar hama dan penyakitnya tidak menular pada pada bagian tanaman yang lainnya.
6.
Memberikan mulsa plastik hitam perak karena warna perak dari mulsa dapat
memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan
tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus. Selain itu
buah yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah
sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk..
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan
alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Beberapa tanaman Indonesia yang
berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah padi, hortikultura sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis
merah,
jeruk, dll.), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah. Pengolahan pertanian organik
didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan. Yang dimaksud dengan prinsip
kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan
kelestarian dan peningkatan kesehatan
tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua
komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Pertanian organik
juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan. Pertanian organik
juga harus memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup
lain di lingkungan. Untuk mencapai pertanian
organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan
bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa
kini maupun pada masa depan.
B. Saran
Saran yang dapat
disampaikan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Para
siswa, dapat meningkatkan pengetahuan tentang budidaya tanaman bayam, ketela
pohon, dan loncang yang baik dan dapat mengetahui berbagai macam hama serta
cara mengatasinya.
2. Bagi
pemerintah, dapat meningkatkan hasil produksi panen yang bebas dari bahan
kimia.
3. Bagi
masyarakat, dapat membedakan antara tanaman yang mengandung bahan kia dan yang
tidak mengandung bahan kimia.
0 comments:
Post a Comment