Wednesday, January 30, 2013

Laporan Budidaya



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, makanan anorganik sudah banyak beredar di pasaran. Mulai dari makanan yang terkontaminasi zat – zat berbahaya sampai makanan yang dengan sengaja ditambahkan dengan bahan pengawet berbahaya. Padahal, kita semua tahu apa efek dari penggunaan bahan kimia secara berlebihan. Memang, efek dari penggunaan zat ini berlangsung jangka panjang. Akan tetapi, penggunaan zat kimia secara berlebihan mengancam kelangsungan hidup kita semua.
Pedagang mau pun petani menggunakan zat kimia berbahaya hanya untuk memperoleh keuntungan lebih. Walau sesungguhnya mereka tahu apa bahaya dari penggunaan zat kimia berbahaya, tapi mereka seakan tidak peduli dengan keadaan dan kesehatan para konsumen.
Oleh karena itu, melalui pelajaran budidaya di SMA N 1 JETIS kami bermaksud menciptakan sebuah produk dari tanaman yang terbebas dari campuran bahan – bahan berbahaya, antara lain :
1.    Tanaman bayam
Tanaman bayam dapat menambah darah, membuat badan sehat, dan bermanfaat bagi semua orang, terutama ibu hamil dan menyusui, anak dalam pertumbuhan, kaum  pekerja.
2.    Ketela pohon
Ketela pohon menjadi makanan bahan pangan pokok setelah beras dan jagung. Manfaat daun ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki protein cukup tinggi, atau untuk keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan.
3.    Daun bawang atau loncang
 Tanaman ini tidak asing bagi para ibu karena loncang sangat akrab dengan dunia memasak. Loncang memiliki fungsi sebagai bahan tambahan yang berfungsi menyedapkan makanan.


B.   Rumusan Masalah
1.    Bagaimana cara mengembangkan tanaman tanpa menggunakan bahan kimia ?
2.    Bagaimana cara merawat tanaman agar tidak terserang  hama ?

C.   Tujuan
1.    Mendeskripsikan cara – cara mengembangkan tanaman tanpa menggunakan bahan kimia.
2.    Memaparkan cara – cara merawat tanaman agar tidak terserang hama.



BAB II
TEORI DAN PEMBAHASAN
A.  Teori
Daun bawang
            Klasifikasi ilmiah daun bawang adalah dari kerajaan plantae, divisi magnoliophyta, kelas liliopsida, ordo asparagales, family alliaceae, genus allium.
Daun bawang merupakan jenis sayuran dari kelompok bawang yang banyak digunakan dalam masakan. Dalam seni masak Indonesia, daun bawang bisa ditemukan misalnya dalam martabak telur, sebagai bagian dari sop, atau sebagai bumbu tabur seperti pada soto.
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang dapat terdiri dari spesies yang berbeda. Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium fistulosum). Jenis lainnya adalah A. ascalonicum, yang masih sejenis dengan bawang merah. Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun bawang.

Bayam

Klasifikasi Ilmiah bayam adalah dari kerajaan Plantae, Divisi magnoliophyta, kelas magnoliopsida, ordo caryophyllales, family amaranthoideae, genus amaranthus, dan spesies     A. hybridus, A. tricolor, A. blitum, A. spinosus
Bayam (Amaranthus spp.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting.
Bayam petik berdaun lebar dan tumbuh tegak besar (hingga dua meter) dan daun mudanya dimakan terutama sebagai lalapan (misalnya pada pecel, gado-gado), urap, serta digoreng setelah dibalur tepung.
Kandungan besi pada bayam relatif lebih tinggi daripada sayuran daun lain (besi merupakan penyusun sitokrom, protein yang terlibat dalam fotosintesis) sehingga berguna bagi penderita anemia.
Akar tunggang bayam juga dimanfaatkan sebagai obat.
Ketela Pohon
Nama latin manihot utilissima. Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.
Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daun singkong karena mengandung asam amino metionin.
Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:
  • Kalori 121 kal
  • Air 62,50 gram
  • Fosfor 40,00 gram
  • Karbohidrat 34,00 gram
  • Kalsium 33,00 miligram
  • Vitamin C 30,00 miligram
  • Protein 1,20 gram
  • Besi 0,70 miligram
  • Lemak 0,30 gram
  • Vitamin B1 0,01 miligram

B.  Pembahasan

1.   Bagaimana cara mengembangkan tanaman tanpa menggunakan bahan kimia ?
Pengembangan pertanian organik harus mengacu kepada prinsip – prinsip organik (prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan dan prinsip perlindungan) agar mendapatkan hasil pangan yang bermutu serta aman dikonsumsi.
Berdasarkan pertimbangan pelaksanaan pembangunan pertanian di Indonesia pada saat ini, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan pertanian alternatif:
1.    Keragaman daur-ulang limbah organik dan pemanfaatannya untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
2.    Memadukan sumber daya organik dan anorganik pada sistem pertanian di lahan basah dan lahan kering.
3.    Mengemangkan sistem pertanian berwawasan konservasi di lahan basah dan lahan kering.
4.    Memanfaatkan bermacam – macam jenis limbah sebagai sumber nutrisi tanaman.
5.    Reklamasi dan rehabilitasi lahan dengan menerapkan konsep pertanian organik.
6.    Perubahan dari tanaman semusim menjadi tanaman keras di lahan kering harus dipadukan dengan pengembangan ternak, pengolahan minimum dan pengolahan residu pertanaman.
7.    Mempromosikan pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh pertanian untuk memperbaiki citra dan tujuan pertanian organik.
8.    Memanfaatkan kotoran ternak yang berasal dari unggas, babi, ayam, itik, kambing, dan kelinci sebagai sumber pakan ikan.
Sesuai dengan prinsip – prinsip pertanian organik, ada sebuah metode pengembangan pertanian yang dikenal sebagai metode bertani ‘tanpa bekerja’ dikembangkan di Jepang oleh seorang petani Jepang yang berlatar belakang ahli mikrobiologi (mantan seorang ilmuwan laboraturium). Ada empat azas bertani alami yang dipraktikan, yaitu :
1.    Tanpa pengolahan, yaitu tanpa membajak atau membalik tanah.
Tanah sebenarnya mampu mengolah dirinya melalui penetrasi akar – akar tumbuhan, aktivitas mikroorganisme, binatang – binatang kecil dan cacing – cacing tanah.
2.    Tanpa pupuk kimia atau kompos yang dipersiapkan.
Kebutuhan pupuk untuk tanaman bisa dipenuhi dengan tanaman penutup tanah semisal leguminose, kacang – kacangan dan mengembalikan jerami ladang dengan ditambah sedikit kotoran unggas. Jika tanah dibiarkan pada keadaannya sendiri, tanah akan mampu menjaga kesuburannya secara alami sesuai dengan daur teratur dari tumbuhan dan binatang.
Jika tanah dibiarkan secara alami, maka kesuburannya alaminya akan naik. Sisa – sisa bahan organik dari tumbuhan dan binatang membusuk, oleh air hujan zat – zat hara masuk ke dalam tanah, diserap tanaman dan menjadi makanan mikroorganisme.
3.    Tanpa menghilangkan gulma dengan pengerjaan tanah atau herbisida.
Pada dasarnya gulma mempunyai peranan dalam menyeimbangkan komunitas biologi dalam membangun kesuburan tanah. Gulma – gulma itu cukup dikendalikan ukan dihilangkan. Mulsa jerami, tanaman penutup tanah, penggenangan air sementara merupakan cara pengendalian gulma yang efektif.
4.    Tidak tergantung dari bahan – bahan kimia.
Ketika praktik – praktik bertani yang tidak alami dengan pemupukan, pengolahan tanah, pemberantasan gulma maka ketidakseimbangan penyakit dan hama menjadi masalah serius. Hama dan penyakit memang tidak dipungkiri dapat memberi kerugian tetapi masih dalam batas – batas yang tidak memerlukan penggunaan zat – zat kimia (pestisida). Pendekatan yang arif adalah dengan menanam tanaman yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit pada sebuah lingkungan yang sehat. Penggunaan bahan kimia hanya efektif untuk sementara waktu, pada saatnya akan menyebabkan terjadinya ledakan hama yang lain karena keseimabangan bioligis terganggu karena penggunaan bahan kimia tersebut.

2.   Bagaimana cara merawat tanaman agar tidak terserang  hama ?
1.         Pada saat persiapan bahan tanam pilih tanaman yang tidak cacat dan terserang hama dan penyakit
2. Kelembaban yang tinggi seringkali dapat meningkatkan serangan hama dan penyakit. Pada umumnya tanaman rentan terhadap hama dan penyakit pada kelembaban yang tinggi terutaman pada musim hujan. Jika ingin menanam tanaman cabe pada musim hujan pilihlah tanaman yang relative tahan terhadap musim hujan.
3. Pada tanah-tanah yang becek (menggenang) seringkali juga menyebabkan gugur daun dan tanaman mudah terserang penyakit layu
4. Untuk pemupukan pada musim hujan pemberian N jangan terlalu banyak akan menyebabkan batang tanaman banyak mengandung air (sukulen), tanaman yang sukulen akan mudah terserang hama atau penyakit
5. Daun-daun tua biasanya sudah tidak produktif lagi maka sebaiknya dirempel. Apa lagi daun-daun tua yang mengalami serangan hama dan penyakit. Hal ini dimaksukan agar hama dan penyakitnya tidak menular pada pada bagian tanaman yang lainnya.
6. Memberikan mulsa plastik hitam perak karena warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari ; sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus. Selain itu buah yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga dapat mengurangi resiko berjangkitnya penyakit busuk..


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.   KESIMPULAN
Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah padi, hortikultura sayuran dan buah (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll.), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah. Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan. Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Pertanian organik juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan. Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.

B. Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
1.    Para siswa, dapat meningkatkan pengetahuan tentang budidaya tanaman bayam, ketela pohon, dan loncang yang baik dan dapat mengetahui berbagai macam hama serta cara mengatasinya.
2.    Bagi pemerintah, dapat meningkatkan hasil produksi panen yang bebas dari bahan kimia.
3.    Bagi masyarakat, dapat membedakan antara tanaman yang mengandung bahan kia dan yang tidak mengandung bahan kimia.

0 comments:

Post a Comment